Baru-baru ini ketika sedang mengasuh salah satu keponakan
sahabatku, aku menyempatkan diri menonton televisi (satu hal yang tergolong
nyaris jarang aku lakukan). Ternyata saat itu salah satu chanel sedang menayangkan acara komedi bertajuk ‘Pesbukers’. Dan kali
itu, adalah kali pertama aku menonton acara tersebut secara serius. Dan, aku
terkejut melihat apa yang ditampilkan acara tersebut.
Saat itu, segerombolan artis, berkumpul di satu stage, mengenakan berbagai macam
kostum, saling melontarkan celaan-celaan berkaitan fisik. Tidak berhenti sampai
di situ, keterkejutanku itu berlanjut lagi ketika kemudian salah satu pemain
yang di sini kita sebut saja korban, di tarik dan dikepung oleh yang lain di
tengah-tengah, dipegangi agar tidak lari, kemudian ramai-ramai mereka berseru, “Hajar?”,
dan penonton kemudian menjawab dengan, “Hajar!”.
Setelah itu, salah satu pemain berkata, “Masak air!” yang
kemudian dibalas oleh penonton dengan seruan, “Biar mateng!”, dan dilanjutkan
dengan pantun berisi cemoohan, setelah itu bedak ditaburkan ke seluruh wajah si
korban (sampai di sini aku merasa bahasaku lebih mirip berita kriminal),
sementara yang lain tertawa puas.
Melihat adegan itu, aku berpikir, tidakkah adegan tadi
menggambarkan bullying? Seorang korban
yang dianggap sebagai sasaran empuk hinaan karena memiliki tampilan yang
menurut mereka tidak menarik, dikeroyok dan diperlakukan seperti itu.
Acara ini tayang pada jam yang masih berada dalam jangkauan
tonton anak-anak. Aku membayangkan apa yang ada di pikiran anak-anak kecil yang
menonton adegan tersebut tanpa bimbingan orang tua? Tidakkah dalam alam bawah
sadar mereka akhirnya pemahaman yang muncul adalah wajar jika kita menyiksa atau
mengolok-olok orang yang dianggap loser seperti
itu. Tidak perlu punya perasaan bersalah.
Sebagian orang mungkin akan menganggapku berlebihan dan
berpikiran terlalu membosankan dan kolot. Tetapi, ketika melihat bocah berusia
4 tahun di gendonganku mulai ikut-ikutan berseru, “Bial mateng!” dengan suara
cadelnya, sambil mengangkat tangannya, aku memutuskan untuk mematikan televisi
dan mengajaknya bermain ayunan di halaman belakang.
1 comments:
salah satu acara bodoh tv kita yang ngga mutu, menghibur juga tidak...
Post a Comment