Sunday 7 October 2012

An.Other Dream

Jumat lalu ketika sedang makan di samping RS Borromeus, salah seorang teman bertanya, "Ria, cita-cita kamu tuh apa sih?". Dalam waktu sepersekian detik, aku menjawab dengan dua kata, "Keliling dunia."

Simple. Tapi, dua hari ini tiba-tiba aku kembali memikirkan jawabanku. Benarkah jawaban dari pertanyaan itu hanya cukup aku gambarkan melalui dua kata? Hari ini jawabannya kutemukan, ternyata tidak. Aku punya cita-cita lain, selain keliling dunia.

Sebutlah 'keliling dunia' itu adalah ambisiku, dan mimpiku yang lain, yang satu ini adalah kerinduanku. Cita-citaku yang lain adalah menjadi isteri dan ibu yang baik suatu hari nanti. *blush

Kalau teman-temanku baca kalimat tadi, mereka mungkin akan tertawa dan terkejut. Sehari-hari mungkin aku memang tidak terlihat seperti seorang family woman atau calon ibu yang baik. Maka dari itu, tidak akan banyak orang yang percaya.

Tapi nyatanya sebebas apapun jiwaku, aku tetap seorang perempuan yang memimpikan suatu hari nanti menemukan pria yang tepat, melangkah ke altar, dan mengikat janji di hadapan pastor dan Tuhan. Memiliki sebuah rumah yang nyaman dan hangat, yang akan didekorasi sehingga semua penghuninya merasa betah dan selalu ingin pulang dan pulang. Memasak untuk dia, menunggunya pulang, kemudian makan malam bersama. Something normal menurut ukuran masyarakat.

Aku mau punya dua anak yang lucu. Ingin menyayangi dan mendidik mereka, penuh kasih sayang tetapi tidak memanjakan. Aku sering membayangkan suatu saat bisa membacakan dongeng sebelum tidur untuk anakku, mengajari mereka untuk berani berpendapat dan berpikir logis dengan menceritakan alasan dari pilihan mereka, dan menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan menggemaskan mereka seaneh apapun itu, dengan penuh ketertarikan dan tanpa lelah.

Mungkin pengalaman masa kecil yang menjadikan aku berpikir bahwa ketika aku punya anak nanti, aku tidak mau membiarkan mereka merasa kesepian dan berpikir orang tuanya tidak ada ketika mereka membutuhkannya. Sebuah mimpi yang standar ya? Yang menurut masyarakat memang sudah seharusnya dilakukan oleh semua orang. Tetapi aku tidak mau melakukannya karena sebuah keharusan, aku ingin karena aku ingin.

Memiliki sebuah keluarga yang bahagia, menjadi isteri dan ibu yang baik. Semua itu adalah sebuah kerinduan... Mungkin ini menjelaskan kenapa aku bisa begitu nyaman mengajar di BIA. Mimpi... Saat menulis ini, aku sedang menatap foto sebuah jembatan di Annecy, salah satu tempat yang ingin ku jejakkan kakiku di sana.

Otakku merunut mimpi-mimpiku satu per satu. Membuat list, menentukan target secara halus. Untuk yang satu ini, target yang muncul adalah 'suatu hari nanti'.

0 comments:

Post a Comment