Sunday 22 July 2012

Jangan Takut Membuat Keputusan!

I once was lost... But now I'm found...

-Amazing Grace-






Pernah aku pergi, hilang, mempertanyakan. Awalnya hanya sedikit melangkah keluar. Tanpa sadar, aku sudah melangkah terlalu jauh hingga kehilangan arah. Tidak mengerti kemana aku harus pulang, ke arah mana tempat segala kelelahan ini bisa aku buang.

Aku memang nakal. Tidak suka menerima konsep yang sudah ada begitu saja. 'Bertanya' adalah nama tengahku. Susunan konsep mengenai dunia ini yang diakui oleh masyarakat aku tolak mentah-mentah, aku preteli, untuk kemudian aku susun kembali dengan caraku sendiri. Entah hasilnya akan sama atau tidak dengan konsep sebelumnya yang sudah ada, tetapi yang jelas aku lebih bisa menerimanya. Aku lebih bisa menerimanya menjadi bagian dari diriku, kehidupanku.

Hingga suatu hari, ternyata aku pergi terlalu jauh. Tersesat dalam banyaknya pilihan, tersesat dalam keping-keping konsep yang coba aku susun sendiri.

Tapi kini aku sudah membuat keputusan. Aku pulang...

Dan pulang ternyata juga tidak mudah. Ada banyak pertanyaan, ada banyak celaan, ada banyak penghakiman. Verbal maupun non verbal. Tapi sejak hari itu, ketika aku berdoa di Kerep dan membuat keputusan, aku tahu semua ini memang tidak akan pernah mudah.

Tidak ada yang bilang bahwa jalan yang aku pilih ini aman-aman saja. Tanpa kerikil, tak berdebu, dan bertanah empuk. Tidak ada yang bilang bahwa aku akan mampu menjalaninya dengan mudah. Tidak ada yang bilang bahwa jalan ini menjamin aku sejahtera (ya iya, yang aku pilih itu kan agama, bukannya pesugihan :p). Tapi aku memang tidak butuh semua jaminan itu. Karena aku tahu harga yang aku bayar pantas. Semua air mata ini, semua rasa sakit ini, semua rasa kecewa ini menurutku tidak terlalu berlebihan untuk dapat merasa lebih dekat dengan Dia.

Dan aku bangga akan keputusanku. Keputusan yang aku ambil berdasarkan kata hatiku sendiri, bukan mendengarkan orang lain, atau sekadar mengikuti keluarga apalagi tradisi. Dengan begini aku merasa lebih yakin bahwa aku bisa mempertanggungjawabkan keputusanku. Aku merasa aku lebih bisa menghayati keputusanku. Dan satu lagi, aku bangga karena telah menggunakan hak kebebasanku sebagai makhluk bernama manusia yang diberi akal dan budi, sehingga ia memang ditakdirkan untuk berpikir, menimbang, dan merasakan, bukan sekadar ikut-ikutan. Sayangnya, banyak orang takut mengambil jalan yang berbeda.

Padahal menurutku sebagai manusia kita memang diberi hak penuh untuk hidup. Yang aku maksud hidup di sini bukan sekadar bernapas, berjalan, makan, minum, ataupun kentut. Yang aku maksud hidup di sini adalah mengenal diri sendiri, mengenal dunia yang sudah diberikan pada kita sejak kita lahir, mengakrabi Tuhan, sadar akan keberadaan kita, berpikir, merasa, menimbang, dan membuat keputusan. Hewan dan tumbuhan tidak sebebas itu...

Jadi, kalau Tuhan sudah begitu baiknya menganugerahi kita hak istimewa, kenapa kita harus ragu dan takut menggunakannya hanya karena takut pada apa yang disebut 'omongan orang'? Bukan berarti aku bilang kita tidak perlu mendengarkan orang lain. Mendengarkan itu penting. Hanya saja, bukan berarti pendapat orang lain itu menjadi satu-satunya kiblat hidup kita. Diri kita sendiri, tetap saja menjadi pengatur utama kehidupan kita.



So guys, saranku, jangan takut untuk memilih jalan yang berbeda dengan jalan yang dipilih orang lain. Putuskan jalanmu sendiri, ambil arahmu sendiri. Bukan sekadar jalan yang dipilih orang tuamu, kakakmu, temanmu, nenek moyangmu, atau bahkan pacarmu. Bahkan jangan pernah takut sekalipun jalan itu terlihat berdebu, gelap, penuh batu, dan tidak aman sama sekali. Selama kamu sudah yakin bahwa jalan itu terbaik untukmu, just go through it! Jalani saja.



Sekarang, aku sudah memilih dan aku bahagia dengan pilihan ini, sekalipun tidak mudah bagiku untuk menjalaninya. Sekalipun banyak lebah berdengung akibat pilihanku ini. Tapi tidak masalah... Aku anggap saja semua itu sound effect menarik yang mengiringi perjalanku ini. Dan sekarang, dengan suka cita aku bisa berkata pada Dia, "Anak nakalMu yang hobinya bertanya ini sudah pulang. Pasrah untuk Kau bentuk dan Kau utus."

Dan aku, tidak lagi takut membuat keputusan sekalipun jalan yang aku pilih itu berbeda. :)

0 comments:

Post a Comment