Friday 28 September 2012

#2. Fly Away
















"Kapan kamu pulang Sayang?"

Suara itu terdengar merdu di telingaku. Terdengar pekat dengan kerinduan, dan aku tahu objeknya adalah aku. Manis sekali... Padahal belum 24 jam aku pergi tetapi kamu sudah berkata rindu. Kamu memang selalu seperti itu.

Namun justru hal-hal seperti itulah yang selalu berhasil membuatku bersyukur dengan keberadaan kamu dalam hidupku. Kekhawatiranmu yang berlebihan, kegigihanmu mengomeliku, mengomentariku ini dan itu, dan keyakinanmu yang tidak pernah habis akan aku.

Kamu satu-satunya orang yang tidak pernah berhenti percaya bahwa aku bisa bangun dari mimpi, dan membuatnya jadi kenyataan. Di matamulah aku tidak pernah berhenti tampak spesial.

"Pergilah... Jaga diri kamu." Itulah yang kamu katakan ketika melepaskan genggaman tanganmu beberapa jam yang lalu.

Kamu mengatakannya dengan tulus, tetapi aku tahu dari matamu kamu berjuang luar biasa untuk bisa mengatakan itu. Di sepasang mata yang setiap hari menatapku dengan penuh cinta itu, aku membaca ketegaran dan ketabahan. Sesuatu yang tidak selalu cukup dimiliki oleh yang lainnya.

Aku tahu kamu tidak mau aku pergi. Malam-malam sebelum hari keberangkatanku, kamu selalu memilih berbaring di sebelahku, menelusuri helai-helai rambutku dengan jemarimu. Berjuang keras supaya air matamu tidak membangunkan aku yang kau kira sudah tertidur. Padahal sebenarnya aku merasakan air matamu jatuh ke tengkukku, karena itulah aku tahu, sebenarnya kamu tidak pernah mau aku pergi. 

Kamu tahu sekali aku pergi, selanjutnya hanya tubuhku yang kembali, jiwaku mengembara ke tempat lain. Jauh, jauh dari jangkauanmu. Mungkin beberapa tahun ke depan aku akan berada di tempat yang lebih jauh dari sekarang. Kamu tahu kan rencanaku? Menjelajahi Eropa dan mempelajari seluruh budaya dan sejarahnya, disengat panas Afrika, dan berpindah dari satu pelosok negara di Asia ke pelosok lainnya. Tidak tahu kapan jiwaku akan kembali... Tapi kamu terlalu mencintaiku untuk berkata, "Jangan pergi...".

Di sini sudah hujan. Tapi sepertinya di sana hujan sedikit terlambat. Ternyata kita sudah melihat langit yang berbeda sekarang. Apakah semakin lama perasaan kita juga akan jadi berbeda?

"Ngelamun ya?"

Aku tersadar dari lamunanku. "Enggak... Lucu aja nanyanya. Belum juga sehari aku pergi."

"Iya ya? Abis rasanya kayak udah lama banget. Ya udah, jaga diri kamu ya di sana..."

Aku tertawa mendengar kata-katamu. "Iya, Mama... Aku bakal jaga diri kok. Makasih ya..."


Corrine May - Fly Away 

"When will you be home?" she asks
as we watch the planes take off
We both know we have no clear answer to where my dreams may lead
She's watched me as i crawled and stumbled
As a child, she was my world
And now to let me go, I know she bleeds
and yet she says to me

You can fly so high
Keep your gaze upon the sky
I'll be prayin every step along the way
Even though it breaks my heart to know we'll be so far apart
I love you too much to make you stay
Baby fly away

Autumn leaves fell into spring time and
SIlver-painted hair
Daddy called one evening saying
"We need you. Please come back"
When I saw her laying in her bed
Fragile as a child
Pale just like an angel taking flight
I held her as I cried

You can fly so high
Keep your gaze upon the sky
I'll be prayin every step along the way
Even though it breaks my heart to know we'll be so far apart
I love you too much to make you stay
Baby fly away
ohh...
I love you too much to make you stay
Baby fly away

0 comments:

Post a Comment