Friday 7 September 2012

Role Model

Role model. Contoh. Sosok yang ideal. Buatku, itu papaku.  Laki-laki nomor satu dalam hidupku.



Aku dibesarkan dalam lingkungan yang heterogen. Dengan orang tua dari dua latar belakang budaya yang berbeda, dan tinggal di lingkungan yang beragam. Tapi di tengah kegado-gadoan itu, papa tidak pernah lupa dan berhenti mengajarkanku mengenai 'akarku', sekalipun aku tidak selalu menjadi anak yang penurut.

Seingatku, papa adalah orang pertama yang memberiku buku. Suatu siang dia pulang ke rumah membawa sepaket buku dongeng yang ditaruh di dalam tasnya yang berbentuk istana. Aku ingat betapa senangnya aku hari itu. Sejak saat itu, hari-hariku tidak pernah lepas dari buku. Sampai sekarang. *nengok ke arah tumpukan buku dengan tatapan ngeri

Sebagai anak perempuannya, aku sepertinya memang mewarisi sifat nekat, keras kepala, dan suka berdebatnya. Ketiga sifat inilah yang sering membuatku agak sulit diatur dan gemar bertualang sendirian. Kalau mama adalah orang yang lebih suka berlibur ala-ala koper dengan budget diketatkan, maka aku nekat memilih liburan-liburan bergaya ransel buluk (dengan biaya amat diketatkan). Dan karena melihat papa jugalah aku memiliki mimpi untuk mengunjungi berbagai tempat luar biasa di dunia ini.

Papa orang yang tidak banyak bicara tapi dia cukup humoris. Dia tidak pernah banyak memberi tahuku bagaimana caranya aku harus hidup, tetapi dia hanya menjalani hidupnya dan menunjukkannya langsung padaku. Semasa produktifnya, papa tidak pernah berhenti bekerja untuk menghidupi keluarganya. Dia selalu bertanggung jawab dan berusaha untuk menjaga kepercayaan yang sudah diberikan padanya. Aku bersyukur setelah semua kerja keras itu, dia masih sempat mewujudkan mimpinya untuk menginjakkan kakinya di lima benua.

Terakhir, sebagai sosok yang ideal buatku. Dia adalah orang yang mengajarkan aku mengenai kebebasan dan demokrasi. Termasuk soal keyakinan. Sebuah kalimat yang masih aku ingat sampai sekarang yang diucapkannya ketika aku masih kecil adalah:

Papa mau kamu tahu kamu selalu punya kebebasan. Suatu hari nanti kalau kamu sudah dewasa, kamu boleh ikut Papa, kamu boleh ikut Mama. Kamu juga boleh punya pilihan kamu sendiri. Seratus persen harus kamu yang tentukan sendiri.

Papa. Role modelku sejak dulu hingga sekarang. Aku kangen bisa duduk ngobrol berdua dengannya di halaman belakang rumah masa kecilku, atau di dekat jendela kamarku. Aku percaya saat ini dia bangga. Dan aku berjanji akan aku buat dia semakin bangga. Mengingat dia yang selalu percaya pada anak perempuannya ini, aku merasa aman.

0 comments:

Post a Comment