Monday 6 August 2012

Ambisi Sang Katak

seekor katak
di pinggir kolam
memandang ke atas
mendamba bulan
di mata sang katak
bulan betul-betul dewi malam
bukan benda langit berongga
yang hanya tahu memantulkan cahaya
sementara dirinya sendiri
tak punya apa-apa

katak jatuh cinta
pada bulan yang anggun baginya
ia seekor katak tua,
tapi rasanya kembali jadi remaja
ada-ada saja

ia ingin mengirimkan kata cinta
maka ia bernyanyi
merangkai gita cinta
mencoba menggoda bulan
supaya jatuh hati padanya
bulan bersinar redup,
malu-malu
ia tak biasa dipuja katak
biasanya ia dipuja pria yang sedang mencoba merayu wanitanya

katak bernyanyi,
bulan semakin bersemu
malu-malu
kali ini katak merasa betul-betul
menemukan tambatan hatinya
ia ingin memiliki bulan
untuk dirinya sendiri

katak berpikir, bagaimana caranya?
ia harus menghampiri bulannya

maka katak melompat
setinggi mungkin demi bisa mencapai bulan
ia ingin pergi ke tempat bulan berada
menunggunya
katak melompat,
terus melompat
tak dipedulikannya lelah
bulir keringat mengalir di kulit hijau berlendirnya

malam semakin turun
fajar hampir tiba
waktu katak tidak banyak lagi
dan ia masih saja melompat
tidak mau menyerah
di matanya,
bulan menunggu dengan cantik di atas sana
menunggu untuk dimiliki olehnya

bulan semakin memudar
seolah langit memisahkan mereka,
dan mentari tidak rela
jika katak bersanding dengan bulan
katak semakin tergesa-gesa
waktunya kini sempit
ia terus melompat, melompat
dan melompat
katak tidak peduli
kalaupun lompatannya tak pernah cukup tinggi
ia hanya peduli
sang bulan yang ingin ia miliki

0 comments:

Post a Comment