Friday 3 August 2012

Sebuah Obrolan Kecil Mengenai Pacaran

Kemarin sore, duduk berhadapan dengan kamu di sebuah restoran yang sering sekali disebut kapitalis oleh segolongan orang, menikmati makan berat pertamaku hari itu. Kita bertukar cerita tentang masa kecil kita, kuliah kita, teman-teman kita, seperti biasanya.

Sampai kemudian aku melontarkan pertanyaan yang ternyata berhasil membuatmu terkejut. Ya, setidaknya dari ekspresi yang kamu munculkan begitu mendengar pertanyaanku, kamu terkejut. Padahal aku hanya bertanya, "Kenapa ya kita ini harus pacaran?"

Kamu sedikit tersedak. Tampak lucu seperti di film-film. Ada hening sesaat di antara kita sebelum kamu balik bertanya, "Kenapa kamu? Nyesel?"

Aku tertawa. "Bukan, bukan gitu. Maksudku bukan kita cuma kita berdua, tapi semua orang. Kenapa ya ada yang namanya pacaran? Buat apa sebenarnya pacaran?"

Kamu mengernyitkan dahi, bingung. Mungkin kamu berpikir pertanyaanku aneh, aku aneh. Aku hanya tertawa saja menyaksikan reaksimu. "Kalau aku jawab buat saling mengenal dan saling perhatian, kamu pasti bilang tanpa pacaran juga kita bisa kayak gitu. Jadi jujur, bingung sebenarnya jawab pertanyaan kamu."

Aku tersenyum. Sebenarnya aku tampak jahat karena aku menikmati ekspresi bingungmu. Dan sebenarnya aku memang tidak menginginkan jawaban. Aku bertanya hanya karena ingin melihat ekspresimu. Jahil ya? :)

Sekalipun sebenarnya aku memang menganggap 'pacaran' itu sebagai salah satu konstruksi sosial yang aneh.

Kamu bertanya lagi, kali ini terdengar betul-betul penasaran, "Jadi, kamu nyesel ga kita pacaran?"
Sambil tersenyum, aku menjawab, "Kasih tahu nggak ya...?"

Dan makan sore itu ditutup dengan gelak tawa.

0 comments:

Post a Comment