Thursday 16 August 2012

Pertemuan yang Indah


Selama hidupnya, manusia mengalami banyak sekali pertemuan. Beberapa di antaranya berkesan dan menjadi pertemuan yang akan dikenang bertahun-tahun kemudian. Mungkin dilengkapi dengan sebentuk senyuman, bisa juga justru air mata. Senyuman dan air mata itu seperti dua sisi mata uang. Pertemuan lainnya mungkin hanya akan terjadi, dan kemudian dilupakan begitu saja tanpa label kenangan.

Sembilan belas tahun aku hidup, aku sudah tidak tahu berapa banyak pertemuan yang sudah aku alami. Beberapa di antaranya berkesan. Pertemuan dengan kamu adalah satu di antaranya.

Agar menjadi berkesan, sebuah pertemuan tidak harus serumit atau seindah kisah Cinderella. Kita tidak bertemu dalam sebuah pesta, dan aku tidak iseng meninggalkan sebelah sepatuku. Pertemuan kita juga tidak tepat kalau dibandingkan dengan pertemuan yang sering digambarkan di sinetron atau novel-novel dengan kisah cinta. Kita tidak bertabrakan atau bermusuhan sebelumnya. Bahkan tidak banyak yang kita lakukan ketika pertama kali bertemu. 

Kita cuma tidak sengaja berpandangan dari jauh di antara orang-orang yang sedang menunggu sama seperti kita, saling tersenyum, dan menganggukkan kepala. Begitu terus untuk beberapa bulan selanjutnya. Sama sekali tidak pernah terpikir olehku untuk mengajakmu bicara atau sekadar menanyakan nama.

Tapi lihat kita sekarang. Bertukar cerita dengan wajar dan biasa sambil menikmati secangkir kopi untukmu dan secangkir teh untukku, saling mengejek dan mempertanyakan pendirian, belajar memahami dan saling mengenal, berkembang bersama. Dengan kebersamaan ini, aku ingin masing-masing dari kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Mungkin dengan adanya kamu, aku bisa beristirahat sebentar dari kerumitanku. Aku bisa belajar untuk lebih berpijak dan lebih menetralkan mimpi-mimpiku. Supaya aku tidak hanya bisa bermimpi tetapi juga bisa membentuk kenyataan. Dan mungkin aku bisa belajar sedikit mengenai keteraturan. Di samping itu, mungkin aku bisa mengajarkanmu untuk sedikit lebih menikmati hidup ini, bahwa hidup tidak selamanya harus teratur. Sedikit kekacauan kecil di sana-sini mungkin menjadikannya tidak cuma hitam putih.  :)

Tapi seperti yang sering aku bilang, jangan pernah percaya pada keabadian dan kepastian. Semua itu cuma ilusi. Kita mungkin bertahan, kita mungkin berpisah. Tapi kita juga mungkin bertemu lagi. Itulah siklus hidup dan relatifitas dunia.

Aku ini hujan. Tidak bisa kamu genggam kuat-kuat, karena kamu tidak akan mendapatkan apa-apa selain air yang tidak lagi mengambil bentuk dan kemudian mengalir keluar dari genggamanmu. Yang bisa aku katakan, nikmati saja dan mari kita tertawa. :D

Dan mari kita selalu bersiap-siap menikmati pertemuan-pertemuan selanjutnya.

0 comments:

Post a Comment