Thursday 30 August 2012

You May Lost In It, Or Just Face It!

Hidup manusia tidak mungkin lepas dari sahabat dekatnya yang bernama 'masalah'. Ketika menghadapi masalah, pilihan kita cuma dua, be lost in it, or just face it!

Kesedihan tidak akan pernah membiarkan kamu sendirian. Seperti yang sering aku bilang, kesedihan dan kebahagiaan seperti dua sisi mata uang. Bahkan dalam sebuah kebahagiaan yang luar biasa sekalipun, terdapat kemungkinan nol koma sekian persen untuk terjadinya kesedihan. Hukum dunia.

Untukku, yang harus kita lakukan adalah mencari penyelamat (penetral kesedihan), then face your problem. Cari penyelamat versi kita sendiri. Penyelamat itu bisa musik, sastra, seni, science, orang-orang terdekat, anything. Terserah, selama itu positif dan bukannya semakin merusak diri kita. Apapun itu selama hal itu bisa membuat kita berhenti bertanya, "Kenapa semua ini terjadi padaku?"

Aku tahu, pasti akan banyak yang berkomentar, "Iya... Gampang buat lo ngomong. Prakteknya? It's just non sense."

Memang apa yang aku sampaikan ini klise. Tapi pada kenyataannya, sebagai manusia kita memang diberi kemampuan untuk memilih mau dengan cara apa kita hadapi masalah dalam hidup kita. Kita bisa terus-menerus mengeluh, mengaduh, menangis, dan meratap. Tetapi kita tahu keadaan tidak akan berubah. Atau kita bisa menutup mulut, menghapus air mata, mencoba bangkit lagi, bergerak, dan melangkah. Biarkan gesture tubuh kita mengirim pesan pada dunia, "Look at me. Those things aren't enough to beat me. I'm still unbeatable."

Saat ini aku cuma mau bilang untuk kalian, siapapun yang mungkin saat ini sedang menghadapi masalah dan merasa putus asa, tidak tahu harus apa, tidak bisa berhenti bertanya kenapa, dan bahkan berpikir ingin mati saja, kita memang tidak saling mengenal, tetapi aku mau bilang, buang semua pikiran mau mati itu karena kamu tidak tahu kemungkinan apa yang bisa terjadi dalam hidupmu detik-detik berikutnya. Siapa tahu dunia sedang menyiapkan penyelamatnya. Menangislah saja, sepuas kamu, lalu berhenti. Bangkit dan kita melangkah lagi.

Kamu, aku, masing-masiing dari kita menghadapi masalahnya sendiri. Kalau sampai hari ini aku dan milyaran orang lain di luar sana masih banyak yang bertahan dan kembali melangkah, kenapa harus berhenti dan menyerah?

So, let's face it!

0 comments:

Post a Comment