Saturday 18 August 2012

'Pesbukers', Bullying?




Baru-baru ini ketika sedang mengasuh salah satu keponakan sahabatku, aku menyempatkan diri menonton televisi (satu hal yang tergolong nyaris jarang aku lakukan). Ternyata saat itu salah satu chanel sedang menayangkan acara komedi bertajuk ‘Pesbukers’. Dan kali itu, adalah kali pertama aku menonton acara tersebut secara serius. Dan, aku terkejut melihat apa yang ditampilkan acara tersebut.

Saat itu, segerombolan artis, berkumpul di satu stage, mengenakan berbagai macam kostum, saling melontarkan celaan-celaan berkaitan fisik. Tidak berhenti sampai di situ, keterkejutanku itu berlanjut lagi ketika kemudian salah satu pemain yang di sini kita sebut saja korban, di tarik dan dikepung oleh yang lain di tengah-tengah, dipegangi agar tidak lari, kemudian ramai-ramai mereka berseru, “Hajar?”, dan penonton kemudian menjawab dengan, “Hajar!”.

Setelah itu, salah satu pemain berkata, “Masak air!” yang kemudian dibalas oleh penonton dengan seruan, “Biar mateng!”, dan dilanjutkan dengan pantun berisi cemoohan, setelah itu bedak ditaburkan ke seluruh wajah si korban (sampai di sini aku merasa bahasaku lebih mirip berita kriminal), sementara yang lain tertawa puas.

Melihat adegan itu, aku berpikir, tidakkah adegan tadi menggambarkan bullying? Seorang korban yang dianggap sebagai sasaran empuk hinaan karena memiliki tampilan yang menurut mereka tidak menarik, dikeroyok dan diperlakukan seperti itu.

Acara ini tayang pada jam yang masih berada dalam jangkauan tonton anak-anak. Aku membayangkan apa yang ada di pikiran anak-anak kecil yang menonton adegan tersebut tanpa bimbingan orang tua? Tidakkah dalam alam bawah sadar mereka akhirnya pemahaman yang muncul adalah wajar jika kita menyiksa atau mengolok-olok orang yang dianggap loser seperti itu. Tidak perlu punya perasaan bersalah.

Sebagian orang mungkin akan menganggapku berlebihan dan berpikiran terlalu membosankan dan kolot. Tetapi, ketika melihat bocah berusia 4 tahun di gendonganku mulai ikut-ikutan berseru, “Bial mateng!” dengan suara cadelnya, sambil mengangkat tangannya, aku memutuskan untuk mematikan televisi dan mengajaknya bermain ayunan di halaman belakang. 

1 comments:

Unknown said...

salah satu acara bodoh tv kita yang ngga mutu, menghibur juga tidak...

Post a Comment