Thursday 2 August 2012

I'm Proud To Be Me

"I wish being me. Waktu SMP gue bisa be myself." 


Annisa - Cin(t)a


Melanjutkan postingan sebelumnya.
Menurutku, bayi dan anak kecil adalah makhluk yang paling jujur. Masih murni, dan masih berani menjadi diri sendiri. Anak kecil tidak takut menangis, tidak takut mengekspresikan kesukaan ataupun ketidak sukaannya. Anak kecil tidak pernah takut mencoba, tidak pernah takut menjadi dirinya sendiri.



Tapi yang terjadi pada sebagian besar orang, semakin bertumbuh anak kecil itu, semakin pudar pulalah keberaniannya untuk menjadi diri sendiri. Kenapa?

Hm, mungkin karena anak kecil belum harus menghadapi banyak tekanan dan tuntutan. Tidak perlu memikirkan penampilan, tidak perlu memikirkan harapan orang tua, tidak perlu memikirkan omongan masyarakat. Meski sayangnya, sekarang ini tekanan dan tuntutan terhadap anak kecil semakin tinggi sehingga banyak anak kecil kehilangan sisi kanak-kanaknya.

Lalu apakah itu artinya lebih baik kita tidak pernah tumbuh dewasa?
Hm, tidak juga... Hanya saja lebih baik kita tidak kehilangan seluruh sisi kanak-kanak kita ketika kita tumbuh dewasa. Pernahkah kita bertanya-tanya seperti Annisa dalam film Cin(t)a? Kira-kira lebih be myself mana diri kita sekarang dengan diri kita dulu ketika kecil?

Kalau waktu kecil kita suka joget-joget waktu dengar lagu India, kenapa sekarang kita takut mengakui kalau kita suka sama lagu-lagu India hanya karena takut dibilang kampungan? Kalau dari kecil kita suka menari dan setelah dewasa kita sebenarnya sadar bahwa passion dan bakat kita adalah menari kenapa harus mengubur impian menjadi penari?

Dulu aku juga sempat tidak begitu nyaman dengan apa adanya aku. Tapi entah kenapa suatu hari, dan lama-kelamaan, aku merasa semakin nyaman dan justru bangga. Aku bangga dengan tubuhku yang kelewat kurus dan memang susah gemuk. Aku bangga dengan sifat idealis dan pemikirku. Aku bangga menjadi seorang individualis. Aku bangga dengan piihanku untuk dibaptis. Aku bangga dengan pilihanku menjadi jurnalis.


Menjadi diri sendiri itu bukan sebuah dosa. Mengubur jati diri sendiri itu justru yang menurutku bisa disebut dosa. Tuhan sudah menciptakan kita dengan tanganNya sendiri, menjadikan kita apa adanya kita yang berbeda dari yang lain, bahkan dari saudara kembar kita, lalu kenapa kita tidak mau menunjukkan keunikan yang sudah dikasih itu?

Aku harap akan ada lebih banyak orang yang tidak berkata, "I wish being me."
Sebaliknya, aku harap akan ada lebih banyak orang yang berkata, "I'm proud to be me."

0 comments:

Post a Comment