Wednesday 1 August 2012

Untuk Senja, (2)

(meneguk secangkir kopi kenangan)

Mencintai kamu itu tidak pernah menjadi mudah. Lelaki pendiam seperti kamu punya cara tersendiri berkomunikasi. Dan aku sedikit demi sedikit harus belajar memahami.


Lama-kelamaan, aku paham bagaimana caramu menarik perhatian.
Aku tahu ketika kamu gugup dan butuh ditenangkan.
Aku sadar ketika kamu marah dan menjadi semakin diam.
Aku hapal senyuman 'aku baik-baik saja' yang selalu kamu pasang setiap aku khawatir berlebihan.
Lama-kelamaan,
aku mengenal kamu...

Di tengah ingatan tentang kamu yang semakin usang, aku masih ingat.
Kamu adalah lelaki pendiam yang dengan senang hati menemaniku bermain di bawah hujan. Orang yang tidak pernah berhenti percaya bahwa aku ini begitu berharga, dan aku punya kemampuan untuk menggapai mimpi-mimpiku. Yang selalu menyediakan telinga untuk mendengarkanku, dan punggung untuk ku rebahkan kepalaku. Tempat aku pernah pulang pada kenyamanan itu...

Kamu itu sebuah sejarah... Sejarah bahwa mencintai itu tidak pernah mudah, terutama dalam hal ini mencintai kamu. Tapi ternyata juga aku tidak pernah menyerah.

Untuk itulah, seperti yang dilakukan pada sejarah pada umumnya, aku mengabadikan kamu. Dalam rangkaian huruf, goresan tinta, guratan sketsa, berbekal sel-sel ingatan yang semakin lama semakin tua hingga ingatan mengabur, mungkin suatu saat mati. Sebelum itu, aku ingin menangkap setiap detail kamu yang masih bisa aku ingat.

Mengingat, bahwa mencintai kamu tidak pernah mudah. Dulu ataupun sekarang...









P.S  Tidak usah khawatir lagi. Lelaki ini memperlakukanku dengan baik. Aku belum tahu apakah dia Pangeran atau Monster Kodok, tapi kita lihat saja nanti. :)

0 comments:

Post a Comment